Rabu, 18 September 2013

Contoh Laporan Kerja atau Makalah Mengenai Kedzhaliman Terhadap Allah swt



KEMENTERIAN AGAMA

LAPORAN KERJA
MENGENAI KEDZHALIMAN TERHADAP ALLAH SWT.


 







Guru pembimbing :
Ahmad Taufik Fajar, S.Pd.I.

Disusun oleh :
Intan Pratama Putri

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 (MODEL)
BANDAR LAMPUNG
TP. 2013/2014



Kata Pengantar


           Alhamdulillah dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT saya ucapkan atas tersusunnya makalah ini yang berjudul “Akibat/Kedzaliman Terhadap Allah”. Tanpa rida dan kasih sayangNya serta petunjuk dariNya, mustahil makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Akidah Akhlak  pada semester II tentang bab “Akibat Dzalim Terhadap Allah”. Pada makalah ini saya akan membahas Tentang Kedzaliman Terhadap Allah” Dengan hadirnya makalah ini saya berharap dapat memberikan suatu referensi mengenai “dzalim terhadap Allah” dalam proses belajar-mengajar di sekolah, maupun di luar sekolah. Saya juga berharap bahwa makalah ini dapat diterima oleh masyarakat luas.

 Terima kasih juga saya ucapkan kepada beberapa pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, yakni
1. Orang tua saya yang telah memberikan bantuan serta dukungan kepada     saya.
2. Pak Taufik yang telah membantu saya dalam proses penyusunan makalah ini.
3.  Teman-teman X.5 yang telah memberikan motivasi serta dukungan kepada saya.

Saya sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, saya mengharapkan saran dan kritik terhadap makalah ini. Sehingga pada akhirnya nanti makalah kami selanjutnya akan menjadi lebih baik lagi.Kebenaran Kesempurnaan hanya Allah lah yang punya.




                                                                        Penyusun





                                                                            Intan Pratama Putri



BAB I
PENDAHULUAN



Latar Belakang

Pengertian
Zalim (Arab: ظلم, Dholim) adalah meletakkan sesuatu atau perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin. Lawan kata zalim adalah adil.
Zalim merupakan suatu sikap menganiaya, menyakiti, menghardik, atau menyiksa orang lain dengan sangat sadis dengan alas an yang belum jelas keberadaanya.



          Tujuan

1.      Untuk mendapatkan nilai pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.
2.      Untuk mengetahui apa itu arti dari dzalim.
3.      Untuk mengetahui contoh perilaku dzalim terhadap Allah.
4.      Untuk mengetahui akibat dari dzalim terhada Allah
  
  
 
  
BAB II
PEMBAHASAN


Kedzaliman Terhadap Allah

            Dzalim atau Syirik merupakan pandangan dan kepercayaan yang mengingkari bahwa Tuhan adalah Maha Esa dan Maha Kuasa. Jika tidak Maha Esa, maka berarti ada lebih dari satu Tuhan. Jadi harus ada “Tuhan” selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri. Lalu konsekuensinya, berarti Tuhan yang lain tentu berasal dari kalangan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, termasuk sesama manusia. Akibatnya adalah bahwa manusia yang musyrik itu mengangkat dan mengagungkan sesame alam atau sesama manusia lebih dari semestinya.
            Kepercayaan itu dalam antropologi budaya, dikenal sebagai system mitologis yaitu padangan yang tidak benar kepada alam sekitar atau manusia (misalnya, Raja yang dianggap keturunan Dewa, dan lain-lain), pandangan yang tidak sejalan dengan sunatullah atau taqdir untuk ciptaan-Nya disebut sebagai kedzaliman. Karena syirik mempunyai makna  menempatkan suatu tidak pada tempatnya dan berdampak merendahkan harkat dan martabat manusia. Padahal manusia adalah puncak dari ciptaan Tuhan.
            Apabila orang memandang bahwa Tuhan tidak Kuasa, sehingga Tuhan memerlukan “pembantu-pembantu” yang harus disembah dan yang akan menolong mendekat kepada-Nya, maka hal ini merupakan kedzaliman. Sebab praktek penyembahan yang tidak ada pada tempatnya, membuat orang secara apriori menempatkannya dibawah alam atau sesama manusia.
Zalim yang Allah SWT enggan mengampuninya iaitu dosa syirik.
Yang dimaksudkan bahawa dosa syirik tidak akan diampuni Allah ialah jika seseorang mati dalam keadaan syirik, sedangkan dia tidak sempat memohon ampunan atau bertaubat kepada Allah sebelum kematiannya. Orang ini di akhirat kelak tidak akan mendapat ampunan Allah. Berbeda halnya dengan dosa-dosanya kepada Allah selain syirik, seperti minum arak, berjudi, berzina, liwat, semuanya boleh diampuni oleh Allah jika Allah SWT berkehendak, walaupun sebelum mati dia tidak sempat bertaubat kepada Allah. Orang seperti ini menurut Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah dinamakan sebagai “ ‘Ala MasyiatilLaah “ yakni terserah nasibnya kepada Allah. Maksudnya : Terhadap dosa-dosa tersebut kita serahkan kepada Allah, sama ada Allah akan menyiksanya atau sebaliknya mengampuninya. Itu semua urusan Allah, bukan urusan manusia untuk menilai atau menentukannya.







Zalim dalam hubungannya terhadap Allah SWT (perbuatan ini termasuk dalam dosa Syirik, merupakan dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT) Masuk dalam kategori ini adalah segala sesuatu yang bersifat tidak mengEsakan Allah, misalnya:
a.      Mengambil Tuhan lain selain Allah, misalnya Menyembah Patung, Menyembah Dewa, Menyembah Manusia yang dianggap sebagai Tuhan, yang ringkasnya menyembah kepada selain Allah.




b.      Menganggap Allah mempunyai Ibu dan Bapak seperti Mahluk lainnya.
c.       Menyerupakan Allah seperti manusia.
d.      Mempercayai perkataan peramal.
e.      Memuja benda-benda gaib.



Karena itu prilaku syirik atau dzalim tidak diampuni Allah.
Coba perhatikan firman-firman Allah berikut :







Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya : “Hai anak ku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-enar kedzaliman yang besar”
(QS. Luqman/31:13)



Sesungguhnya allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
(QS. An-Nisa/4:48)



Sesungguhnya Allah tidak mengampui dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampui dosa yang selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Alla, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.

Akibat dari zalim terhadap Allah yaitu:
1.Diharamkan masuk surga
2.Amal ibadahnya tidak diterima
3.Selalu mendapat laknat dari allah


Akibat dari kezaliman terhadap Allah adalah
1. Kejelekan baik di dunia maupun di akhirat.
Pada akhirnya, setiap kezaliman seseorang pada orang lain akan menimpa dirinya sendiri. Sebab, kezaliman dilakukan seseorang pertama-tama ketika orang itu mengingkari daya-daya kebaikan di dalam dirinya. Selain itu, jika kezaliman sudah menyebar di masyarakat, maka kezaliman itu akan mencakup pelaku kezaliman itu sendiri. Ini seperti orang yang mengajarkan kebohongan kepada orang lain, maka pada suatu hari orang itu akan berbohong juga pada dirinya. Jadi, kezaliman pada orang lain itu pada hakikatnya adalah kezaliman pada diri sendiri. Karena itu, banyak sekali ayat al-Quran yang melarang kita menzalimi diri sendiri, seperti:
ومن يفعل ذلك فقد ظلم نفسه
“Orang yang melakukan hal itu, dia telah menzalimi dirinya sendiri.” (al-Baqarah: 231)
ومن يتعد حدود الله فقد ظلم نفسه
“Orang yang melanggar batasan-batasan Allah, dia telah menzalimi dirinya sendiri.” (ath-Thalaq: 1)
والذين ظلموا من هؤلاء سيصيبهم سيئات ما كسبوا
“Orang-orang zalim akan terkena akibat buruk dari perbuatan mereka sendiri.” (az-Zumar: 51)
فأصابهم سيئات ما عملوا وحاق بهم ما كانوا به يستهزئون
“Mereka akan tertimpa akibat dari perbuatan mereka sendiri dan merelak akan diliputi oleh azab yang dulu selalu mereka perolok-olokkan.” (an-Nahl: 34)
2. Hidup dalam kesesatan dan jauh dari hidayah
Orang zalim, karena tidak mau disebut sebagai orang zalim, akan menjustifikasi perbuatannya dengan berbagai dalih dan alasan. Dia akan semakin jauh tersesat demi membela diri. Orang yang sekali berbohong, akan berbohong lagi dan lagi untuk menutupi kebohongannya. Orang yang sekali berbuat zalim, tidak akan segan melakukan kezaliman berikutnya demi kezaliman yang pertama itu. Orang itu semakin sulit menerima kebenaran, tidak dapat mengambil manfaat dari hidayah Allah, tidak dapat mengambil manfaat dari ajaran agama, serta nasihat dan petuah orang lain.


3. Kebinasaan.
Allah SWT berfirman:
هل يهلك إلا القوم الظالمون
“Tidak akan dibinasakan kecuali orang-orang zalim.” (al-An’am: 47)
وما كنا مهلكي القرى إلا وأهلها ظالمون
“Kami tidak akan menghancurkan suatu kaum, kecuali mereka dalam keadaan zalim.” (al-Qashash: 59)
4. Azab di akhirat
Allah SWT berfirman:
ولو ترى إذا الظالمون موقوفون عند ربهم يرجع بعضهم إلى بعض القول يقول الذين استضعفوا للذين استكبروا لولا أنتم لكنا مؤمنين ، قال الذين استكبروا للذين استضعفوا أنحن صددناكم عن الهدى بعد إذ جائكم بل كنتم مجرمين
“Dan (alangkah mengerikan) jika engkau melihat ketika orang-orang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka mengembalikan perkataan kepada sebagian yang lain. Orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, ‘Kalau tidaklah karena kamu, tentulah kami menjadi orang-orang beriman.’ Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, ‘Kamikah yang telah menghalangimu untuk memperoleh petunjuk setelah petunjuk itu datang kepadamu? Tidak. Sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berbuat dosa.’” (Saba: 31-32)



BAB III



KESIMPULAN

Janganlah kalian berlaku dzalim dengan Allah, karena Allah tidak suka dengan perbuatan itu. Dan juga perbuatan zalim itu bisa merugikan diri kita sendiri, bisa mendapatkan siksaan di dunia maupun akhirat, serta hidup dalam kesesatan dan jauh dari hidayah

0 komentar:

Posting Komentar