KEMENTERIAN
AGAMA
LAPORAN KERJA
MENGENAI
KEDZHALIMAN TERHADAP ALLAH SWT.
Guru
pembimbing :
Ahmad Taufik
Fajar, S.Pd.I.
Disusun oleh
:
Intan Pratama
Putri
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1
(MODEL)
BANDAR LAMPUNG
TP. 2013/2014
Kata Pengantar
Alhamdulillah dan puji syukur
atas kehadirat Allah SWT saya ucapkan atas tersusunnya makalah ini yang berjudul “Akibat/Kedzaliman
Terhadap Allah”. Tanpa rida dan kasih sayangNya serta petunjuk dariNya,
mustahil makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Akidah Akhlak pada semester II tentang bab “Akibat
Dzalim Terhadap Allah”. Pada makalah ini saya akan membahas Tentang Kedzaliman Terhadap Allah” Dengan
hadirnya makalah ini saya berharap dapat memberikan suatu referensi mengenai
“dzalim terhadap Allah” dalam proses belajar-mengajar di sekolah, maupun di
luar sekolah. Saya juga berharap bahwa makalah ini dapat diterima oleh
masyarakat luas.
Terima
kasih juga saya ucapkan kepada beberapa pihak yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini, yakni
1. Orang tua saya yang telah memberikan
bantuan serta dukungan kepada saya.
2. Pak Taufik yang telah membantu saya dalam proses
penyusunan makalah ini.
3. Teman-teman X.5 yang telah memberikan motivasi serta dukungan kepada saya.
3. Teman-teman X.5 yang telah memberikan motivasi serta dukungan kepada saya.
Saya sebagai manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan, saya mengharapkan saran dan kritik terhadap makalah ini.
Sehingga pada akhirnya nanti makalah kami selanjutnya akan menjadi lebih baik
lagi.Kebenaran Kesempurnaan hanya Allah lah yang punya.
Penyusun
Intan Pratama Putri
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengertian
Zalim (Arab: ظلم, Dholim) adalah meletakkan sesuatu
atau perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin.
Lawan kata zalim adalah adil.
Zalim merupakan
suatu sikap menganiaya, menyakiti, menghardik, atau menyiksa orang lain dengan
sangat sadis dengan alas an yang belum jelas keberadaanya.
Tujuan
1.
Untuk
mendapatkan nilai pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.
2.
Untuk
mengetahui apa itu arti dari dzalim.
3.
Untuk
mengetahui contoh perilaku dzalim terhadap Allah.
4.
Untuk
mengetahui akibat dari dzalim terhada Allah
BAB II
PEMBAHASAN
Kedzaliman Terhadap Allah
Dzalim atau Syirik
merupakan pandangan dan kepercayaan yang mengingkari bahwa Tuhan adalah Maha
Esa dan Maha Kuasa. Jika tidak Maha Esa, maka berarti ada lebih dari satu
Tuhan. Jadi
harus ada “Tuhan” selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri. Lalu
konsekuensinya, berarti Tuhan yang lain tentu berasal dari kalangan makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, termasuk sesama manusia. Akibatnya adalah bahwa
manusia yang musyrik itu mengangkat dan mengagungkan sesame alam atau sesama manusia lebih dari
semestinya.
Kepercayaan
itu dalam antropologi budaya, dikenal sebagai system mitologis yaitu padangan
yang tidak benar kepada alam sekitar atau manusia (misalnya, Raja yang dianggap
keturunan Dewa, dan lain-lain), pandangan yang tidak sejalan dengan sunatullah
atau taqdir untuk ciptaan-Nya disebut sebagai kedzaliman. Karena syirik
mempunyai makna menempatkan suatu tidak
pada tempatnya dan berdampak merendahkan harkat dan martabat manusia. Padahal
manusia adalah puncak dari ciptaan Tuhan.
Apabila
orang memandang bahwa Tuhan tidak Kuasa, sehingga Tuhan memerlukan
“pembantu-pembantu” yang harus disembah dan yang akan menolong mendekat
kepada-Nya, maka hal ini merupakan kedzaliman. Sebab praktek penyembahan yang
tidak ada pada tempatnya, membuat orang secara apriori menempatkannya dibawah
alam atau sesama manusia.
Zalim
yang Allah SWT enggan mengampuninya iaitu dosa syirik.
Yang dimaksudkan bahawa dosa syirik tidak akan
diampuni Allah ialah jika seseorang mati dalam keadaan syirik, sedangkan dia
tidak sempat memohon ampunan atau bertaubat kepada Allah sebelum kematiannya.
Orang ini di akhirat kelak tidak akan mendapat ampunan Allah. Berbeda halnya
dengan dosa-dosanya kepada Allah selain syirik, seperti minum arak, berjudi,
berzina, liwat, semuanya boleh diampuni oleh Allah jika Allah SWT berkehendak,
walaupun sebelum mati dia tidak sempat bertaubat kepada Allah. Orang seperti
ini menurut Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah dinamakan sebagai “ ‘Ala
MasyiatilLaah “ yakni terserah nasibnya kepada Allah. Maksudnya : Terhadap
dosa-dosa tersebut kita serahkan kepada Allah, sama ada Allah akan menyiksanya
atau sebaliknya mengampuninya. Itu semua urusan Allah, bukan urusan manusia
untuk menilai atau menentukannya.
Zalim dalam
hubungannya terhadap Allah SWT (perbuatan ini termasuk dalam dosa
Syirik, merupakan dosa yang tidak diampuni oleh Allah
SWT) Masuk dalam kategori ini adalah
segala sesuatu yang bersifat tidak mengEsakan Allah, misalnya:
a. Mengambil
Tuhan lain selain Allah, misalnya Menyembah Patung, Menyembah Dewa, Menyembah
Manusia yang dianggap sebagai Tuhan, yang ringkasnya menyembah kepada selain
Allah.
b. Menganggap
Allah mempunyai Ibu dan Bapak seperti Mahluk lainnya.
c.
Menyerupakan
Allah seperti manusia.
d. Mempercayai
perkataan peramal.
e. Memuja
benda-benda gaib.
Karena itu prilaku
syirik atau dzalim tidak diampuni Allah.
Coba perhatikan
firman-firman Allah berikut :
Dan (Ingatlah) ketika
Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya : “Hai
anak ku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-enar kedzaliman yang besar”
(QS. Luqman/31:13)
Sesungguhnya allah
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
(QS. An-Nisa/4:48)
Sesungguhnya Allah
tidak mengampui dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampui
dosa yang selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki-Nya. Barang siapa yang
mempersekutukan sesuatu dengan Alla, maka sesungguhnya ia telah tersesat
sejauh-jauhnya.
Akibat dari zalim terhadap Allah yaitu:
1.Diharamkan masuk surga
2.Amal ibadahnya tidak diterima
3.Selalu mendapat laknat dari allah
1.Diharamkan masuk surga
2.Amal ibadahnya tidak diterima
3.Selalu mendapat laknat dari allah
1.
Kejelekan baik di dunia maupun di
akhirat.
Pada akhirnya, setiap kezaliman
seseorang pada orang lain akan menimpa dirinya sendiri. Sebab, kezaliman
dilakukan seseorang pertama-tama ketika orang itu mengingkari daya-daya
kebaikan di dalam dirinya. Selain itu, jika kezaliman sudah menyebar di masyarakat,
maka kezaliman itu akan mencakup pelaku kezaliman itu sendiri. Ini seperti
orang yang mengajarkan kebohongan kepada orang lain, maka pada suatu hari orang
itu akan berbohong juga pada dirinya. Jadi, kezaliman pada orang lain itu pada
hakikatnya adalah kezaliman pada diri sendiri. Karena itu, banyak sekali ayat
al-Quran yang melarang kita menzalimi diri sendiri, seperti:ومن يفعل ذلك فقد ظلم نفسه
“Orang yang melakukan hal itu, dia telah menzalimi dirinya sendiri.” (al-Baqarah: 231)
ومن يتعد حدود الله فقد ظلم نفسه
“Orang yang melanggar batasan-batasan Allah, dia telah menzalimi dirinya sendiri.” (ath-Thalaq: 1)
والذين ظلموا من هؤلاء سيصيبهم سيئات ما كسبوا
“Orang-orang zalim akan terkena akibat buruk dari perbuatan mereka sendiri.” (az-Zumar: 51)
فأصابهم سيئات ما عملوا وحاق بهم ما كانوا به يستهزئون
“Mereka akan tertimpa akibat dari perbuatan mereka sendiri dan merelak akan diliputi oleh azab yang dulu selalu mereka perolok-olokkan.” (an-Nahl: 34)
2.
Hidup dalam kesesatan dan jauh dari hidayah
Orang zalim, karena tidak mau
disebut sebagai orang zalim, akan menjustifikasi perbuatannya dengan berbagai
dalih dan alasan. Dia akan semakin jauh tersesat demi membela diri. Orang yang
sekali berbohong, akan berbohong lagi dan lagi untuk menutupi kebohongannya.
Orang yang sekali berbuat zalim, tidak akan segan melakukan kezaliman
berikutnya demi kezaliman yang pertama itu. Orang itu semakin sulit menerima
kebenaran, tidak dapat mengambil manfaat dari hidayah Allah, tidak dapat
mengambil manfaat dari ajaran agama, serta nasihat dan petuah orang lain.
3.
Kebinasaan.
Allah SWT berfirman:هل يهلك إلا القوم الظالمون
“Tidak akan dibinasakan kecuali orang-orang zalim.” (al-An’am: 47)
وما كنا مهلكي القرى إلا وأهلها ظالمون
“Kami tidak akan menghancurkan suatu kaum, kecuali mereka dalam keadaan zalim.” (al-Qashash: 59)
4.
Azab di akhirat
Allah SWT berfirman:ولو ترى إذا الظالمون موقوفون عند ربهم يرجع بعضهم إلى بعض القول يقول الذين استضعفوا للذين استكبروا لولا أنتم لكنا مؤمنين ، قال الذين استكبروا للذين استضعفوا أنحن صددناكم عن الهدى بعد إذ جائكم بل كنتم مجرمين
“Dan (alangkah mengerikan) jika engkau melihat ketika orang-orang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka mengembalikan perkataan kepada sebagian yang lain. Orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, ‘Kalau tidaklah karena kamu, tentulah kami menjadi orang-orang beriman.’ Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, ‘Kamikah yang telah menghalangimu untuk memperoleh petunjuk setelah petunjuk itu datang kepadamu? Tidak. Sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berbuat dosa.’” (Saba: 31-32)
BAB III
KESIMPULAN
Janganlah kalian berlaku dzalim dengan Allah, karena Allah tidak suka
dengan perbuatan itu. Dan juga perbuatan zalim itu bisa merugikan diri kita
sendiri, bisa mendapatkan siksaan di dunia maupun akhirat, serta hidup dalam kesesatan dan jauh dari hidayah
0 komentar:
Posting Komentar