KEMENTERIAN
AGAMA
MAKALAH
BAHASA INDONESIA
SASTRA MELAYU KLASIK
Guru
pembimbing :
Ibunda
Rohmiati
Disusun oleh
:
Intan Pratama
Putri
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1
(MODEL)
BANDAR LAMPUNG
TP. 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sastra (Sanskerta:
शास्त्र, shastra) merupakan kata
serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung
instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti
"instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini
biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis
tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang agak biasa
adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu
sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada
sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah
salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.
Selain itu dalam
arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan
(sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi
dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau
pemikiran tertentu.
Karya sastra
merupakan hasil cipta rasa manusia. Karya sastra lahir dari ekspresi jiwa
seorang pengarang. Suatu hasil karya dikatakan memiliki nilai sastra jika
isinya dapat menimbulkan perasaan haru, menggugah, kagum, dan mendapat tempat
di hati pembacanya. Karya sastra seperti itu dapat dikatakan sebagai karya
sastra yang adiluhung, yaitu karya yang dapat menembus ruang dan
waktu.Sedangkan pembagian sastra itu sendiri ada dua yaitu, sastra lama
(klasik) dan sastra baru (modern). Disini saya akan menjelaskan beberapa hal
tentang sastra Lama dan Sastra Modern.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Jelaskan pengertian sastra Melayu klasik
1.2.1.1 Jelaskan ciri-ciri
sastra Melayu klasik
1.2.1.2 Jelaskan
penggolongan sastra melayu klasik
1.2.1.3 Jelaskan beberapa
bagian sastra Lama berdasarkan bentuknya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SASTRA MELAYU KLASIK
Sastra melayu
klasik juga disebut dengan Sastra melayu lama adalah sastra yang terbentuk
lisan atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ajaran atau ucapan. Sastra
melayu lama masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad
ke-13.
Sastra melayu lama
adalah bagian dari karya sastra Indonesia yang dihasilkan antara tahun
1870-1842, yang berkembang dilingkungan masyarakat sumatera seperti “langkat,
tapanuli, minangkabau dan daerah sumatera lainnya”. Karya sastra pertama yang
terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan
novel barat.
Yang dimaksud
dengan sastra melayu klasik adalah sastra yang hidup dan berkembang di daerah
melayu pada masa sebelum dan sesudah islam hingga mendekati tahun 1920-an di
masa balaik pustaka. Masa sesudah islam merupakan zaman dimana sastra melayu
berkembang begitu pesat karena pada masa itu banyak tokoh islam yang
mengembangkan sastra melayu.
2.1.1 Ciri-ciri Sastra Melayu Klasik
- Bersifat onomatope/anonim, yaitu nama pengarang tidak dicantumkan dalam karya sastra.
- Merupakan milik bersama masyarakat.
- Timbul karena adat dan kepercayaan masyarakat
- Bersifat istana sentris, maksudnya ceritanya berkisar pada lingkungan istana
- Disebarkan secara lisan
6. Banyak bahasa klise, yaitu bahasa yang
bentuknya tetap
2.1.2 PENGGOLONGAN SASTRA MELAYU KLASIK
Sastra Melayu Klasik
tidak dapat digolongkan berdasarkan jangka waktu tetentukerena hasil karyanya
tidak memperlihatkan waktu. Semua karya berupa milik bersama. Karena itu,
penggolongan biasanya berdasarkan atas: bentuk, isi, dan pengaruh asing
Adapun penggolongan
Sastra Melayu Klasik yaitu:
1. Melayu
Klasik Asli
Seperti
yang telah di sebutkan sebelumnya bahwa sastra melayu klasik asli ini merupakan
sastra yang berbentuk lisan atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ujaran
dan ucapan.
2. Sastra
melayu pengaruh jawa
Pengaruh jawa cukup
mewarnai khazanah sastra melayu nusantara baik yang tumbuh di tataran tanah
Melayu Sumatera seperti sastra melayu Deli, Aceh, Minang Palembang, dan
sebagainya, maupun diluar sumatera seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, dan sebagainya. Kondisi semacam ini berkaitan dengan kekuasaan
pemerintahan kerajaan yang jumlahnya cukup banyak di Tanah Jawa. Puncaknya, adalah
munculnya Kerajaan Majapahit yang menguasai banyak kerajaan kecil di
berbagai tempat termasuk kerajaan-kerajaan yang muncul di kawasan Malaysia,
brunai, Filipina, singapura, dan sebagainya.
3. Sastra
melayu India
Awal jaman
prasejarah adalah sejak bumi Indonesia didiami dan berakhir setelah Indonesia
mengenal tulisan. Bila dilihat dari letak Indonesia merupakan jembatan
penghubung yang terletak di tengah-tengah dua Negara besar yang merupakan
sentral perekonomian Asia yaitu India dan Cina. Hubungan India-Cina terjadi
jauh sebelum abad V Masehi. Bukti-bukti adanya India-Indonesia tidak begitu
banyak. India sejak sebelum tarikh masehi telah mengenal tulisan dan telah
mengenal system kerajaan, mestinya terdapat peninggalan sejarah yang merekam
hubungan India – Indonesia secara jelas. Namun ternyata tidak di temukan dengan
lengkap.
beberapa
bukti mengenai hubungan India – Indonesia :
J Kitab Jataka,
mengenai kelahiran sang Bhuda Sidharta Gautama, dalam kitab tersebut di
sebut-sebut sebuah negeri yaitu Swarnabhumi = Sumatera
J Kitab Ramayana,
menceritakan tentang kisah rama – Shinta
J Argyre Chora =
negeri perak
J Chrysie Chora =
negeri emas
J Chrysie Chersonesos
= semenanjung emas
J Labadiou = pulau
enjelai
4. Sastra
melayu Arab persi
Pengaruh Budaya
Arab – Persia dibidang Bahasa awalnya, konversi Islam terjadi di semenanjung
Malayu dan sekitarnya. Menyusul konversi tersebut, penduduknya meneruskan
penggunaan bahasa Melayu. Melayu ini digunakan sebagai bahasa dagang dan banyak
digunakan di bagian barat kepulauan Indonesia. Sesuai dengan perkembangan awal
Arab – Persia, bahasa melayu pun telah memasukkan sejumlah kosakata Arab ke
dalam struktur bahasanya.
Seiring
dengan naiknya Islam sebagai agama dominan di kepulauan nusantara, terjadi pula
adaptasi bahasa yang digunakan Islam. Ini diantaranya merasuk ke struktur
penanggalan Saka yang menjadi mainstream di kebudayaan India. Misalnya,
nama-nama bulan Islam kemudian disinkretisasi oleh Sultan Agung (Mataram Islam)
ke dalam system penanggalan Saka.
Selain
masalah pembagian bulan, bahasa Arab pun merambah ke struktur kosakata. Sama
dengan sejumlah bahasa sanskerta yang akhirnya diakui selaku bagian dari bahasa
Indonesia .
4.1 PERKEMBANGANNYA PESANTREN
Salah satu wujud pengaruh Arab – Persia yang secara budaya lebih
sistematik adalah pesantren. Asal katanya kemungkinan “shastri” yang berarti
“orang-orang yang tahu kitab suci agama Hindu” dari bahasa Sanskerta. Atau,
“cantrik” dari bahasa jawa yang berarti “orang yang mengikuti kemana pun
gurunya pergi”.
Fenomena pesantren sesungguhnya telah berkembang sebelum Arab – Persia
masuk. Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama Hindu.
Setelah Arab – Persia masuk, materi dan proses pendidikan di pesantren diambil
oleh islam.
Pesantren pada dasarnya sebuah asrama pendidikan Islam tradisional.
Siswa tinggal bersama dan belajar ilmu-ilmu keagamaan di bawah bimbingan guru
yang di kenal dengan sebutan Kyai. Asrama siswa berada di dalam kompleks
pesantren di mana kyai berdomisili. Dengan kata lain, pesantren dapat
diidentivikasi dengan adanya 5 elemen pokok yaitu: pondok, masjid, santri,
kyai, dan kitab-kitab klasik.
Seputar peran
signifikan pesantren ini, Harry J. Benda menyebut bahwa sejarah Islam ala
Indonesia adalah sejarah memperbesarkan peradaban santri dan pengaruhnya
terhadap kehidupan keagamaa, sosial, dan ekonomi di Indonesia. Melalui
pesantren ini, budaya Arab – Persia dikembangkan dan beradaptasi terhadap
budaya local yang berkembang di sekitarnya.
4.2 SARANA PERIBADATAN
Masjid adalah tempat
beribadah bagi kalangan Islam. Masjid-masjid awal yang terbentuk pasca
penetrasi Arab – Persia ke nusantara cukup berbeda dengan yang berkembang di
Timur Tengah. Di antaranya adalah, tidak terdapatnya kubah di puncak bangunan.
Kubah ini tergantikan dengan semacam “meru” yaitu susunan limas (biasanya tiga
tingkat atau lima) serupa dengan bangunan-bangunan Hindu.
Lalu di Indonesia
menara masjid biasanya tidak di bangun. Peran menara ini digantikan oleh bedug
atau tabuh yang menandai masuknya waktu shalat.
2.1.3 PEMBAGIAN SASTRA LAMA
BERDASARKAN BENTUKNYA
A. PROSA LAMA
1. Dongeng
Dongeng adalah prosa cerita yang isinya hanya
khayalan saja, hanya ada dalam fantasi pengarang.
Dongeng dibedakan
menjadi:
a. Fabel:
dongeng tentang kehidupan binatang. Dongeng tentang kehidupan binatang
ini dimaksudkan agar menjadi teladan bagi kehidupan manusia pada umumnya.
(Menurut Dick hartoko dan B. Rahmanto, yang dimaksud fabel adalah cerita
singkat, sering dalam bentuk sanjak, yang bersifat didaktis bertepatan dengan
contoh yang kongkret. Tumbuh-tumbuhan dan hewan ditampilkan sebagai makhluk
yang dapat berpikir, bereaksi, dan berbicara sebagai manusia. Diakhiri dengan
sebuah kesimpulan yang mengandung ajaran moral).
b. Farabel:
Dongeng tentang binatang atau benda-benda lain yang mengandung nilai
pendidikan. Binatang atau benda tersebut merupakan perumpamaan atau lambang
saja. Peristiwa ceritanya merupakan kiasan tentang pelajaran kesusilaan dan
keagamaan.
c. Legenda:
dongeng yang dihubungkan dengan keajaiban alam, terjadinya suatu
tempat, dan setengah mengandung unsur sejarah.
d. Mite:
dongeng yang berhubungan dengan cerita jin, peri, roh halus, dewa, dan
hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan animisme.
e. Sage:
dongeng yang mengandung unsur sejarah meskipun tidak seluruhnya
berdasarkan sejarah. (Menurut Dick Hartoko dan B. Rahmanto, kata sage berasal
dari kata jerman “was gesagt wird” yang berarti apa yang diucapkan,
cerita-cerita alisan yang intinya historis, terjadi di suatu tempat tertentu
dan pada zaman tertentu. Ada yang menceritakan tentang roh-roh halus, mengenai
ahli-ahli sishir, mengenai setan-setan atau mengenai tokoh-tokoh historis.
Selalu ada ketegangan antara dunia manusia dan dunia gaib. Manusia selalu
kalah. Nada dasarnya tragis, lain daripada dongeng yang biasanya optimis)
2. Hikayat
Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang
artinya cerita. Hikayat adalah cerita yang panjang yang sebagian isinya mungkin
terjadi sungguh-sungguh, tetapi di dalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak
masuk akal, penuh keajaiban. (Dick hartoko dan B. Rahmanto memberikan definisi
hikayat sebagai jenis prosa cerita Melayu Lama yang mengisahkan kebesaran dan
kepahlawanan orang-orang ternama, para raja atau para orang suci di sekitar
istana dengan segala kesaktian, keanehan dan muzizat tokoh utamanya, kadang
mirip cerita sejarah atau berbentu riwayat hidup.
3. Tambo
Tambo adalah cerita sejarah, yaitu cerita tentang kejadian atau
asal-usul keturunan raja.
4. Wira Carita (Cerita Kepahlawanan)
Wira carita adalah cerita yang pelaku utamanya adalah seorang kesatria
yang gagah berani, pandai berperang, dan selalu memperoleh kemenangan.
B. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh
aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain:
- Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata tiap baris
- Irama
Jenis-jenis puisi lama:
1. Mantra
Mantra adalah
kata-kata yang mengandung hikmat dan kekuatan gaib. Mantra sering diucapkan
oleh dukun atau pawang, namun ada juga seorang awam yang mengucapkannya.
Ciri-ciri:
Ø Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Ø Bersifat lisan, sakti atau magis
Ø Adanya perulangan
Ø Metafora merupakan unsur penting
Ø Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan
misterius
Ø Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris
dan persajakan.
2. Bidal.
Bidal adalah pepatah atau peribahasa dalam sastra Melayu lama yang
kebanyakan berisi sindiran, peringatan, nasehat, dan sejenisnya. Yang termasuk
dalam kategori bidal adalah
a.
Ungkapan, yaitu kiasan
tentang keadaan atau kelakauan yang dinyatakan dengan sepatah atau beberapa
patah kata.
b.
Peribahasa , yaitu
kalimat lengkap yang mengungkapkan keadaan atau kelakuan seseorang dengan
mengambil perbandingan dengan alam sekitar.
c.
Tamsil, yaitu seperti
perumpamaan tetapi dikuti bagian kalimat yang menjelaskan.
d.
Ibarat, yaitu seperti
perumpamaan dan tamsil tetapi diikuti bagian yang menjelaskan yang berisi
perbandingan dengan alam.
e.
Pepatah, yaitu kiasan
tetap yang dinyatakan dalam kalimat selesai.
f.
Pemeo, yaitu ucapan yang
terkenal dan diulang-ulang, berfungsi sebagai semboyan atau pemacu semangat.
3. Pantun
Pantun ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu
(jumlah baris, jumlah suku kata, kata, persajakan, dan isi).
Ciri-ciri pantun adalah
a.
Pantun terdiri dari
sejumlah baris yang selalu genap yang merupakan satu kesatuan yang disebut
bait/kuplet.
b.
Setiap baris terdiri
dari empat kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata (umumnya 10 suku kata).
c.
Separoh bait pertama
merupakan sampiran (persiapan memasuki isi pantun), separoh bait berikutnya
merupakan isi (yang mau disampaikan).
d.
Persajakan antara
sampiran dan isi selalu paralel (ab-ab atau abc-abc atau abcd-abcd atau aa-aa)
e.
Beralun dua
Berdasarkan bentuk/jumlah baris tiap bait, pantun dibedakan menjadi:
a.
Pantun biasa, yaitu pantun yang terdiri dari
empat baris tiap bait.
b.
Pantun kilat/karmina, yiatu pantun yang hanya tersusun
atas dua baris.
c.
Pantun berkait, yiatu pantun yang tersusun secara
berangkai, saling mengkait antara bait pertama dan bait berikutnya.
d.
Talibun, yaitu pantun yang terdiri lebih
dari empat baris tetapi selalu genap jumlahnya, separoh merupakan sampiran, dan
separho lainnya merupakan isi.
e.
Seloka, yaitu pantun yang terdiri dali
empat baris sebait tetapi persajakannya datar (aaaa).
Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi
a.
Pantun anak-anak
-
pantun bersuka cita
-
pantun berduka cita
b.
Pantun muda
-
pantun perkenalan
-
pantun berkasih-kasihan
-
pantun perceraian
-
pantun beriba hati
-
pantun dagang
c.
Pantun tua
-
pantun nasehat
-
pantun adat
-
pantun agama
d.
Pantun jenaka
e.
Pantun teka-teki
4. Gurindam
Gurindam adalah
puisi lama yang terdiri dari dua baris satu bait, kedua lariknya merupakan
kalimat majemuk yang selalu berhubungan menurut hubungan sebab-akibat. Baris
pertama merupakan syaratnya sedangkan baris kedua merupakan jawabannya.
Gurindam berisi petuah atau nasehat. Gurindam muncul setelah timbul pengaruh
kebudayaan Hindu.
5. Syair
Kata syair berasal
dari bahasa Arab syu’ur yang artinya perasaan. Syair timbul setelah terjadinya
pengaruh kebudayaan islam. Puisi ini terdiri dari empat baris sebait, berisi
nasehat, dongeng, dan sebagian besar berisi cerita. Syair sering hanya
mengutamakan isi.
Ciri-ciri syair
a. terdiri dari empat baris
b. tiap
baris terdiri dari 4-5 kata (8-12 suku kata)
c. persamaan bunyi atau sajak akhir sama dan sempurna
d. tidak
ada sampiran, keempatnya merupakan isi
e. terdiri dari beberapa bait, tiap bait berhubungan
f. biasanya berisi cerita atau berita.
6.
Karmina
Ciri-ciri karmina
Ø Setiap bait merupakan bagian dari
keseluruhan.
Ø Bersajak aa-aa, aa-bb
Ø Bersifat epik: mengisahkan seorang
pahlawan.
Ø Tidak memiliki sampiran, hanya
memiliki isi.
Ø Semua baris diawali huruf capital.
Ø Semua baris diakhiri koma, kecuali
baris ke-4 diakhiri tanda titik.
Ø Mengandung dua hal yang bertentangan
yaitu rayuan dan perintah.
7. Puisi-puisi Arab
Bentuk-bentuk puisi
Arab adalah:
a. Masnawi, yaitu puisi lama yang terdiri dari dua
baris sebait (sama dengan disthikon). Skema persajakannya berpasangan
aa,bb,cc, … dan seterusnya) dan beiri puji-pujian untuk pahlawan.
b. Rubai, yaitu
puisi lama yang terdiri dari empat baris sebait (sama dengan kuatrin). Skema
persajakannya adalah a-a-b-a dan berisi tentang nasihat, puji-pujian atau kasih
sayang.
c. Kit’ah, yaitu
puisi lama yang terdiri dari lima baris sebait (sama dengan quin).
d. Gazal, yaitu
puisi lama yang terdiri dari delapan baris sebait (sama dengan stanza atau
oktaaf).
e. Nazam, yaitu
puisi lama yang terdiri dari duabelas baris sebait.
Di samping yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa bentuk lain yang
perlu dikenal walaupun sebenarnya tidak murni berasal dari Sastra Melayu.
Bentuk-bentuk tersebut adalah:
1. Kaba
Adalah jenis prosa
lirik dari sastra Minangkabau tradisional yang dapat didendangkan. Biasanya
orang lebih tertarik pada cara penceritaan daripada isi ceritanya. Kaba
termasuk sastra lisan yang dikisahkan turun temurun. Contohnya adalah cerita
Sabai nan Aluih.
2. Kakawin
Adalah sejenis
puisi yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan yang mempergunakan metrum dari
India (Tambo). Berkembang pada masa Kediri dan Majapahit. Penyairnya disebut
kawi. Contohnya Ramayana, Arjunawiwaha, dan negarakertagama.
3. Kidung
Jenis puisi Jawa
Pertengahan yang mempergunakan persajakan asli Jawa
4. Parwa
Adalah jenis prosa
yang diadaptasi dari bagian-bagian epos dalam bahasa sanskerta dan menunjukkan
ketergantungannya dengan kutipan-kutipan dari karya asli dalam Bahasa
Sanskerta. Kutipan-kutipan tersebut tersebar di seluruh teks parwa yang
biasanya berbahasa Jawa Kuno.
5. Cerita
Pelipur Lara
Sejenis sastra rakyat yang pada mulanya
berbentuk sastra lisan. Cerita jenis ini bersifat perintang waktu dan menghibur
belaka. Kebanyakan menceritakan tentang kegagahan dan kehebatan seorang ksatria
tampan yang harus menempuh seribu satu masalah dalam usahanya merebut putri
cantik jelita yang akan dipersunting. (Hampir sama dengan hikayat).
8.
Seloka
Ciri-ciri seloka
Ø Ditulis empat baris memakai bentuk
pantun atau syair,
Ø Namun ada seloka yang ditulis lebih
dari empat baris.
5 komentar:
AH peLiT,, KowG ga bisa di download,,
peliiiiiit
kalau boleh tau cari bukunya dimana ya, tentang sastra melayu
GA BISA DI COPY. DASAR KOPET
PELIT GK GUNA,BLOG GK GUNA PELIT JELEK,KAYA YANG PUNYANYA JELEK
Posting Komentar